Dear Dina, Zairi, Cer dan Nova. Sore ini, aku duduk ditempat yang sama dengan kursi yang sama seperti yang kita lakukan dua minggu yang lalu setelah Kelas Usaha Mikro. Terimakasih sudah sejauh ini mempercayai apa yang sangat sulit dipercya oleh orang pada umumnya. Terimakasih sudah bergabung sebagai tim di Kelas Entrepreneur. Dina, kau adalah orang pertama yang mengakui dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk sekedar percaya dengan mimpi yang dianggap bodoh, bahkan oleh orang terdekat ku sendiri. Ketika aku menyampaikan bahwa aku ingin membantu banyak orang mengembangkan diri mereka, dan membantu diriku sendiri untuk memahami makna hidup dan kosep ketuhanan, kau adalah sahabat yang datang dan diminta mendekat oleh Allah. Meskipun cukup butuh waktu yang lama untuk menyampaikan maksud dan tujuan kita membuat Kelas Entrepreneur, sekarang aku sudah cukup yakin bahwa kau memahami mungkin 90 atau bahkan 100 persen tujuan kita. Aku akan banyak mengandalkan dirimu di perjuangan ini nantinya. Zairi, meskipun kita sudah saling mengenal lama tapi kita belum pernah telalu jauh untuk mencoba saling memahami lebih dalam. Aku merasa bangga dengan semua perjuangan yang telah zairi lakukan untuk menghidupi mimpi mu dan bertahan dengan melewati masa sulit dengan cara mu sendiri. Memilih untuk melewatkan kesempatan “nyaman” dari kehidupan yang selalu menggoda dan memilih jalan yang kau sebut “masa depan” yang telah kau definisikan sendiri. Zai, kakak melihat diri kakak disebagian dari perjuangan hidup mu. Tiga tahun yang lalu, kakak mengharamkan diri kakak untuk bekerja dengan orang lain. Kakak percaya bahwa menjadi Entrepreneur akan jauh lebih berfaedah untuk diri kakak dan orang lain. Kau tahu itu zai, konsep merubah dunia menjadi lebih baik akan sangat masuk akal diwujudkan saat kita menjadi Entrepreneur. Tapi konsep kakak untuk membuat bisnis sendiri dan tidak bekerja untuk orang lain terkalahkan hanya dalam waktu 3 bulan setelah lulus sidang. Kakak tenggelam didunia pekerjaan yang bila kakak tidak hati-hati bisa menenggelamkan mimpi-mimpi kakak seperti teman yang lain. Zairi mungkin tahu seberapa sulit kita harus berjuang melawan kebutuhan dunia yang harus dipenuhi saat kita mengejar mimpi menjadi Entrepreneur? Kau mungkin memiliki cerita yang tidak akan habis diceritakan dalam 1 hari untuk membahasnya. Disaat kita benar-benar merasa sendiri melawan ketakutan akan “bagaimana hidup besok hari” “apa yang harus dilakukan kali ini” “bisakah kita membahagiakan orang tua dengan cara ini”. Kakak hanya ingin membantu orang-orang seperti kita, ada ribuan bahkan jutaan orang lain diluar sana yang sama seperti kita, kakak ingin menujukan kepada mereka bahwa dalam membangun bisnis dan menjadi Entrepreneur itu bisa direncanakan. Kakak tidak ingin ketakutan semacam itu membuat mimpi mereka, teman-teman lain yang baru ingin mencoba menjadi Entrepreneur hilang dan hancur, dengan alasan itulah Kelas Entrepreneur hadir. Untuk membantu diri kakak sendiri untuk menjadi entrepreneur, dan untuk membantu teman-teman lain tetap memegang erat dan berlari mewujudkan mimpi mereka. Seperti halnya harapan kakak akan zairi yang menemukan mimpi zairi dan mewujudkanya. Kita harus membantu mereka, dan yakinlah Kelas Entrepreneur akan dapat membantu kita juga nanti, baik secara materi dan moral. Cer, kau adalah orang yang tidak pernah abang sangka akan hadir dan tertarik dengan misi ini. Ketika abang mengetahui bahwa cer adalah orang yeng memiliki mimpi untuk membangun venture capital suatu hari nanti, disitulah abang mulai memahami bahwa kita saling membutuhkan satu sama lain untuk belajar. Terkadang abang cemburu dengan semua kesibukan cer yang dilakukan saat ini, namun disitu abang juga merasa bangga saat mengetahui Cer jarang sekali bahkan mungkin belum pernah tidak amanah dengan tugas , kau bisa menghandle waktu dengan sangat baik. Tapi ini akan sangat jauh berbeda saat cer memasuki babak baru dalam hidup yang menuntut banyak hal, abang hanya berharap cer dapat memutuskan hal yang tepat saat itu terjadi. Seperti yang pernah kita bicarakan, pergerakan Kelas Entreprneur ini dapat menjadi bisnis social yang sangat besar. Saat ini, abang butuh bantuan cer untuk menyempurnakan pergerakan ini, mempersiapkan nya sesempurna mungkin hingga benar-benar layak untuk di komersilkan. Hi Nova, perempuan terkecil yang terakhir bergabung. Kakak terkejut dengan kemampuan nova untuk mengikuti pola pikir kakak. Nova bahkan mampu mengikuti tulisan yang membuat kakak tidak perlu mengkoreksi apapun, bahkan merasa itu kakak tulis sendiri. Maaf bila Nova pikir Kelas Entrepreneur belum siap untuk menampung ide-ide nova atau malah Nova merasa Kelas Entrepreneur dibawah ekspektasi Nova sesaat sebelum bergabung. Jujur kakak sering merasa bingung sendiri untuk mengelola ini, Nova tahu seberapa besar kebahagiaan kakak saat kita melakukan diskusi materi di Dangau Datuk minggu kemarin? Kakak merasa kehadiran kalian dan keseriusan untuk mebahas materi menjadi poin penting yang harus kita terapkan di minggu-minggu berikutnya. Hal yang perlu Nova tahu (dan mungkin juga zairi) bahwa sebelum kakak memulai Kelas Entrepreneur ini, kakak telah menemukan keyakinan yang sangat besar untuk peluang dan arah kemana Kelas ini akan dijalankan, hanya saja belum memiliki kesempatan untuk membagikanya dengan kalian berdua. Hal tersebut berupa fakta, alasan, pembuktian, dan peluang yang bisa kakak lihat dan akhirnya kakak yakini sebagai tujuan hidup dan misi Kelas Entrepreneur . Di Indonesia yang sebesar ini, dengan berjuta-juta unit bisnis yang dijalankan oleh orang-orang di Negara ini, terdapat lebih dari 56,000,0000 orang yang menjalankan bisnis di skala mikro (sangat kecil). Mereka adalah orang yang bermimpi membangun bisnis dan kerajaan kekayaan mereka masing-masing. Mereka ingin menciptakan bisnis yang semakin berkembang, namun mayoritas dari mereka tidak mengetahui cara untuk mengembangkan bisnisnya. Belum lagi orang-orang seperti kita, mungkin ribuan atau malah jutaan mahasiswa dan siswa yang baru lulus atau bakalan lulus yang bercita-cita mendirikan bisnis, namun hanya memiliki semangat bisnis, dibutakan oleh semnagat entrepreneurship, sehingga mereka terbakar dan “menumbur tembok kesalahan”, membuat kesalahan-kesalahan bodoh dan akhirnya menyerah dan memilih untuk mengubur mimpi mereka. Belum ada orang yang benar-benar peduli dengan mereka, belum ada orang yang ingin benar-benar membantu mereka. Kakak yakin Pendidikan Entrepreneurship adalah penididkan yang mereka butuhkan. Memang benar bahwa calon Entrepreneur selayaknya dan paling bagusnya belajar dari Entrepreneur lain, Calon pengusaha yang bermimpi untuk memiliki Perusahaan Besar harus belajar dari Pengusaha yang memiliki korporasi besar. Tapi, lihatlah, seberapa banyak pengusaha besar yang peduli untuk membagikan pendidikan Entrepreneurship terintegrasi untuk calon pengusaha lain, untuk lebih dari 56 juta orang yang sedang berusaha mati-matian dibisnisnya? Hanya 1 dari sepuluh, atau mungkin 1 dari seratus. Kakak memiliki mimpi Kelas Entrepreneur mampu membantu mereka, kita mampu menjadi solusi bagi mereka, membagikan pendidikan Entrepreneur untuk membuat mereka berkembang, dengan cara apa? Dengan cara menemukan kurikulum terbaik untuk memberikan pendidikan selayaknya seperti “pendidikan hidup” yang ditempuh oleh mereka yang telah sukses. Berat? Pasti. Karena kita sendiri belum pernah menempuh “pendidikan hidup” yang seperti itu. Tapi apakah mungkin untuk mempelajarinya? Sangat mungkin. Kalian tahu mengapa kakak begitu tertarik membaca buku biographi pengusaha sukses? Karena disitu terdapat ratusan trik dan tips yang dibagikan entrepreneur suskes yang mampu kita jadikan pedoman untuk menciptakan kurikulum, menyaringnya, menyusunnya, dan menguji cobanya di Kelas yang sedang kita jalankan saat ini. Hal itu yang telah kakak mulai dari 2 atau 3 tahun yang lalu, dan masih kakak jalani hingga saat ini. Mengapa ini harus dilakukan? Karena kakak tahu bagaiamana rasa sakitnya dalam memeperjuangkan mimpi besar. Kakak berharap kita dapat mengubah hidup orang satu persatu dengan membantu mereka mewujudkan mimpi besar mereka dengan pendidikan Entrepreneurship yang kita ciptakan. Tapi, kita harus bantu diri kita sendiri terlabih dahulu, menyelamatkan diri kita sendiri dulu, kakak berharap Kelas Entrepreneur ini mampu menjadi wadah kita untuk sama-sama menyelamatkan diri kita dan kemudian menyelamatkan orang lain. Ada satu hal lagi yang benar-benar menjadi alasan kuat kakak mengapa memilih Kelas Entrepreneur, ketidakpuasan kakak dengan sitem pendidikan konvensional saat ini. Kakak hanya merasa bahwa pendidikan konvensial belum cukup untuk membuat system ekonomi berbasikan masyarakat yang kuat. Belum cukup untuk membentuk karakter anak yang mampu menemukan potensi nya, belum mampu untuk menciptakan anak-anak yang memiliki tujuan hidup yang baik untuk dirinya dan agamanya. Kalian tahu, misi ini terlalu berat untuk kakak pikirkan sendiri, I need you guys because I know Bengkulu or even Indonesia need us. Aku tidak akan pernah bermain-main dengan ini, walaupun terkadang tingkah laku yang aku tunjukan terlihat tidak serius. Namun percayalah, ini akan menjadi bisnis social yang akan membantu banyak orang nantinya. Karena aku selalu tahu bahwa apa yang kita lakukan saat ini ditunggu oleh orang banyak. Semoga Allah memberikan jalan dan berkah untuk mimpi ini. Maafkan bila tulisan ini terlihat begitu berambisi atau malah terbaca berlebihan, namun aku merasa bahwa hal ini yang paling tepat untuk membuat kalian tahu seberapa besar aku membutuhkan kalian untuk membangun misi ini. Sekali lagi terimakasih sudah percaya dengan “mimpi bodoh” ini. Terimakasih telah membaca “tulisan bodoh” ini. Mari berproses bersama...!
1 Comment
Dina Hasta
23/7/2018 01:30:07 pm
Kok berbahasa indo sih. Wkwkwkw
Reply
Leave a Reply. |
Author
I am Indonesian. My name is Diogi. So interest with business and entrepreneurship. I am creating Social Business to find the best method to teach entrepreneurship and help people to meet their potential for facing future. Like traveling and writing. Archives
July 2021
Categories |