Bulan dan tahun ini tampaknya telah menjadi resolusi besar untuk saya, dan mungkin untuk teman-teman lainya. .Lima hari yang lalu, menjadi momentum pertambahan usia saya, Ulang tahun yang ke 21. Lima hari sebelumnya menjadi momentum untuk penyelesaian studi sarjana saya. Dan baru kemarin, (tepat setelah lima hari ulang tahun saya), semua umat muslim berbahaiga akan datangnya hari raya idul fitri untuk tahun ini. Berkah yang bertubi tubi dari Ramadhan tahun ini. Saya begitu merasakan kebahagaian itu. Sekaligus merasakan kegalauan yang menjadi satu paket didalamnya. This month and this year became my big resolution moment and maybe for some of my friends as well. Five days ago (when I was writing this article) is my 21st birthday. Five days before it is my special moment when I was considered pass from my bachelor degree program. Then, five days after my birthday all Muslim celebrated Eid Mubarak day. God give many blessing for me in Ramadhan this year. It is really enjoyed, happiness came one by one. But, there is still kegalauan in my heart. Sebut saja kegalauan akut yang selalu dirasakan mahasiswa yang akan segera lulus dari kuliahnya. Mungkin. Kalau dicerita ceita kartun, kondisi ini seperti anak burung kecil yang dituntut untuk pergi dari lingkunganya karena sudah dewasa dan hidup mandiri. Belum lancar terbang, penglaman hidup yang masih digaris kemiskinan, dan hal hal lain. Sedikit banyak itulah yang saya rasakan saat ini, dan saya yakin saya tidak sendiri. (Suara teman mengiyakan dari belakang barisan). It calls acute confusion for fresh graduated student. This case is like a little bird that encouraged getting independent life in thick forest. They cannot fly yet, poor of life experience, and other kind of shortage. Less or more, I felt like that and I am sure there are a lot of friends who standing behind me and feel the same. Sebenarnya, itu telah saya pikirkan sejak satu atau dua tahun yang lalu. Saya sudah harus memepersiapkan hidup saya setelah lulus nanti. Tidak ada uang lagi dari orang tua titik. Saya sudah harus menemukan sumber keuangan dan jalan hidup sendiri. Bankan dengan PEDE nya saya sering mensosialisasikan dengan teman-teman akan formula persiapan setelah wisuda. Kami haus menjadi sarjana yang tidak menambah angka pengangguran diberita online dan ofline. Tapi, berbicara dan berencana itu tidak sesulit menjalaninya. Buktinya kegalauan itu masih tetap ada. Tulisan ini saya persembahakan untuk diri saya sendiri dan teman-teman angkatan galau yang baru saja diwisuda. Actually, i have been thinking of that since two year ago when I was second years student in college. I need preparation for my life after graduate. There must be no more pocket money from my parents. I will have found my own money resources. But, make a plan is easier than make it actualized. The confusion is still here. This article present to myself and my friend who still stay in confusion line. Sebenarnya ini adalah permasalahn simple. Pertanyaanya juga tidak kala simple! Kemana kamu setelah kuliah?. Hayo jawab, orang yang beruntung masih belum capek kuliah dan punya banyak uang, langsung bakal ngejar S2 dan Thesis yang menyusul. Yang punya banyak keluarga dan keluarga-keluarga relasi yang dipaksa, bersyukurlah karena kesempatan kerja sepertinya akan jauh lebih banyak untuk anda. Namun bagaimana dengan untuk kamu, iya kamu, yang sudah bosen mengadapi kelas dan peleitian, tidak punya uang untuk lanjut kuliah, tidak punya relasi dan pengalaman untuk gontok gontokan menyebarkan map lamaran kerja, plus tidak punya nyali serta malu untuk sekedar jadi kasir atau pelayan restoran.Selamat menjadi kaum mayoritas tanpa batas (yang akan terseyum dengan kegalauan akut setiap pagi). Jadi selamat memasuki kehidupan tersantai dengan malam dan pagi yang tidak akan tampak seindah saat kita masih mengatur jadwal untuuk kuliah, jadwal untuk nongkrong dengan teman-teman. Actually, this is simple case. The question of this case is also simple. Where are you going after graduate? Just answer this question. Friend who have shoot, still not tired yet joining in class, and have extra money will chase the opportunity of master degree. People who have rope or forced rope, you have to be grateful because the opportunity of getting job is bigger for you. But, how about you? Yeah, exactly you. Who bored with class and research, then there is no enough money for continue your study and there are not too many rope that you have, afterward have bunch of ashamed to do little things with little salary. Congratulation you have become human being in majority. Welcome to the most relaxed life with night and morning that is not as beautiful as when we still arrange our class schedule or hang out with our friend. Saya tidak tahu,sudah seberapa lama kita kehilangan makna dari sebuah kelulusan. Banyak dari teman-teman hanya berfokus pada beban gelar yang sudah didapat. Gelar yang hanya tediri dari beberapa huruf itu tampaknya sudah membebani terlalu berat. S.E (Sarjana Ekonomi), S.P (Sarjana Oertanian), S. Pd (Sarjana Pendidikan) atau Sarjana dengan S lainya. Padahal ketika kita melihat sedikit lebih jauh, selesainya masa studi tidaklah didefinisikan oleh sebuah proses kemandirian yang harus dilewati dengan bekerja disatu tempat dengan gaji yang cukup untuk menghidupi biaya hidup bulanan, menabung, dan membeli kendaraan impian, dan persiapan untuk menikah. Titik. I don’t know how long we have been forgetting about the meaning of graduation. There are many friend focuses with the title only. Title seems becomes responsibility, in Indonesia we will get title in the end of our name when we graduated, for example I will get title “S.E (Sarjana Economi/Economic Bachelor’s) in behind of my name. I would like to ask you to join me in further opinion about this case. Graduated is not defined as a result to get good job to fulfill our monthly needed, buy a car, and save money for the wedding. Kelulusan adalah sebuah gerbang dimana gerbang kesempatan dibuka. Semua definisi itu adalah bentukan dari tuntutan kebiasan. Sehigga banyak teman yang stress berat unttuk memikirkan dimana kerja? dimana dapat duit? dan bagaimana menghindar pertanyaan apa pekerjaan sekarang? Graduated is a process when the gate of opportunity will open. It is not about the result but this is about the process. We still have to struggle to find where field or area for fighting to our future. Don’t be trapped in others definition. Almost of us is so scary to face question, where are you working now? Sebenarnya itulah yang saya rasakan sampai satu bulan terakhir ini. Well, saya rasa itu juga masih menjadi beban berat untuk teman teman hingga saat ini. Bahkan tidak jarang saya mendengar teman teman yang malah lebih memilih untuk menunda kelulusannya karena takut akan beban tersebut. Padahal tidak seharusnya untuk kita terjebak kedalam keagalauan itu terus menerus. Hidup muda di usia 20 tahunan, dengan semangat lulusan baru, ini merupakan kesempatan yang tidakah lah selalu datang. Dan kebanyakan dari kita mengabaiakanya hanya untuk menungu dirumaah sebagai pengangguran, dan semunya kebanyakan bangga dengan tu semua. Actually, this is what I felt in several months ago. Well, I think there are many friends still feel the same. Even, some of friend are willing to postpone their graduation because they afraid of situation that they will face. Actually, we don’t need to be trapped in confusion situation, We are living in our 20, with the spirit of fresh graduated, this chance is only coming once in our life. Make sure, what are we going to do, and fight for that. Doubtful will never give certainty. Just recall again, what are we really want to be. Most of us, decide to send application and waiting at home and doing nothing. Stand in unemployment line. Entah sejak kapan tepatnya, saya tidak tidak tahu. Pemikiran untuk tidak ingin menyia nyakan moment tiba tiba saja datang. Saya berniat untuk mengikuti naluri saya dulu. Mencari kehidupan dengan cara yang benar benar saya inginkan. Berbisnis dan Menulis. Berjuang membangun dan memperkenalkan produk sembari mengasah keahlian menulis saya. Hal itu yang ingin saya lakukan setiap hari. Selama saya sanggup. Karena semunaya terlihat seperti tantangan dimata saya. I don’t know exactly when I found myself to use my time with my best and never try to waste my time anymore. I would like to life with my way. Writing and doing my own business. I have an eager to build my own product while I still polish my writing skill. I want to do that in every single day as often as I can. It looks like a challenge in my eyes side. Mengenai bisnis, sebenarnya lebih dari setahun belakangan ini. Saya telah berusaha melakukan berbagai bisnis. Dengan modal yang sebisa mungkin saya danai sendiri. Tujuanya satu. Saya ingin bisnis saya siap sebelum saya lulus. Tapi, Zonk. Saya belum berhasil membuat bisnis yang mantap untuk saya sendiri. Namun, tuhan berkata lain. Saya dipertemukan dengan teman teman dekat saya dari tahun pertama kuliah, sebagai partner untuk berbisnis. Dua bulan terakhir kami baru merintis calon usaha yang sedikit demi dedikit mulai menampakan peluang. Berbisnis Frozen Food. Kami ingin menjual produk olahan laut, seperti nugget ikan tuna, rollade, fish ball, fish burger, sosis dan lain lain. Kami memiliki produk dengan merek “CAPTAIN’S OCEAN”. Kami berlima dalam bisnis ini sebagai team, dengan modal yang datang dari salah seorang dari kami. I have been trying to build my own business since one year ago with my own capital resources. I though, it will be good when I have potential business before I graduate. But, I didn’t get anything yet now. God have another plan for me, i and other 3 my classmate in college decided to make business among with them. As start up, we still have many struggles to find where we are going to next step. We are trying to do frozen food business with product such as Nugget, Fish ball, Sausage, and other kind of frozen food. Sedangkkan megenai menulis, sebenarnya ini adalah hobi lama saya. Sejak saya di SMA. Saya merasa begitu hidup saat berhasil menulis sesusatu. Tingkat kesenangan yang berbeda. Saat saya menulis kata kata itu juga terkadang keluar dengan sendirinya. Ada kenyamanan disana, walaupun tidak jarang saya juga memaksakan untuk menulis agar terus terasah. Mungkin inilah yang orang bilang sebagai passion. Selama masa kuliah, hobi ini tidak terlalu saya perhatikan lagi. Hanya sesekali saja saya menulis. Maka dari itu, setelah lulus ini. Saya merasa bahwa menulis akan membawa saya pada sebuah karya. Writing had become my hobby since i was student in senior high school. I feel so alive when I have written about something. It is so special felling. Maybe this is what we call with passion is. In my college time, I was seldom to write and polish my hobby. Accordingly I would like to do it again as my passion. I think, writing will bring me into a masterpiece that I can make by myself. Dan berkarya adalah hal yang paling produktif yang dapat dilakukan dimana saja sejauh kita memiliki gairah untuk melakukanya. Hal ini lah yang banyak sekali dilupakan oleh teman teman lain. Karya dan berkarya. Semua orang lebih mementingkan, Uang dan mencari pekerjan. Mehabiskan waktu berhari hari tanpa henti duduk dikursi dan menghianati keinginan hati sendiri. Keseriusan hidup terlihat begitu serius dan bekerja seakan dapat menyelesaikan semuanya. Creation is the most productive activity and we can do it wherever we like. Unfortunately, there are many friends who forgot about this one. Most of them focus on how to find money machine and always work for that. Many people still lie with them self and keep working for the only one reason, money. There are many friends who forgot with their hobby and passion. Life seem looks so serious and hard in order to hobby and passion is forgotten. Memang benar, saya bukanlah orang yang dapat menjamin keungan teman teman sekalian saat setelah lulus. Saya juga tidak bisa menjamin kalau anda dapat menjadi kaya dengan waktu singkat saat anda mengikuti passion anda untuk hidup. Tapi, kita juga bukanlah orang yang hidup dengan tali dihidung dan dtarik tarik oleh keinginan orang lain. Kita manusia bebas, berumur 20 an dan memiliki semangat besar untuk melakukan banyak hal. Kita memiliki kesempatan yang besar untuk berkarya, dengan atau tanpa gelar dinama kita. Yeah, I am not a guarantor who will assure your finance when you graduated. I cannot assure as well, that you will get rich sooner if you follow your passion. Although, I have to remind you, that we are not a buffalo who have rope in our nose. We have to be free youth with bunch of dream and ton of spirit to realize it. We have a big chance to create our own masterpiece with or without title in our name. Saya yakin sekali semua kita memilki naluri untuk itu. Berkarya untuk memberi tambahan kelas mengajar untuk anak-anak disekitar rumah, berkarya untuk menulis, membuat cerita, dan melukis. Berkarya untuk menolong orang lan yang kurang beruntung. Semua adalah karya karya yang menanti actor dan aktris untuk memainkanya. Apakah kita slah satunya? Namun, rasa malu, kurang pengalaman, atau merasa redah menutup keingnian itu, Jadi, banyak dari kita yang memilih untuk berdiam diri sembari mengutuk keadan kita senidiri. Kehidupan tampak menjadi lebih rumit untuk saat saat seperti itu. Saya akan selalu berdoa agar tidak menemui kondisi ini. Amin. Amin. Everybody have a natural intuition to do it. Creation to give extra class and teach children in our society, creation to write, to create story from our imagination, create a new song from poetry, Creation to help and care for unlucky people in our circle with creative activity. Everything can be a masterpiece in our hand. The creation need a great creator, so why we have to waiting. Just learn and find how we can survive in our life, and never lost to be our self with our masterpiece. Jujur, saya juga adalah sama seperti kita semua. Namun, saya tidak ingin menjadi sama dengan orang yang yang berada dikondisi yang baru saja saya jelaskan. Saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selama 6 bulan lagi, 1 tahun atau jauh lebih lama dimasa depan. Hal yang tidak mustahil bila orang yang berada dikondisi yang saya deskripsikan diatas akan lebih kaya dan bahagia dari saya, saya juga tidak bisa memastikan itu, Namun bagi saya, bergerak dan mencoba jauh lebih berharga dibandingkan diam dan menunggu. Meskipun lamaran sudah dikirim ke sepuluh, seratus atau lebih perusahaan, itu bukan berarti kita bebas untuk menunggu. Waktu yang ada bisa sangat berharga saat kita gunakan untuk berjuang dan berkarya. Coba tanyakan lagi dalam diri kita masing masing, sebenarnya apa yang benar-benar ingin kita lakukan? dan apa yang benar benar kita impikan? Sudahkah kita berjalan di jalur yang benar? Berjalan berarti bergerak, dan menunggu bukanlah sebuah jawaban yang termasuk didalamnya. Hidup hanya sekali, jadi hiduplah secara benar dan bahagia. Begitupun usia dan semangat 20 an hanya sekali kita merasakanya. Jadi jangan berhenti untuk mencoba, kita belum tahu saat kita belum mencoba. Jadi, cobalah dengan sebaik baiknya. Honestly, we are the same. Although, I have been trying hard to be different with people who only waiting. I have never know about what will happen in next 6 months later, 1 year or even in our each future. It is so possible if people who only waiting will be more success and rich and happy than me, I cannot ensure about it. However, according to me moves and always tries are much better than only waiting. Even, our application was sent already to ten or hundred company, it doesn’t mean we are allowed to waiting. the availability of time will be more valuable, if we use for fighting and make our own masterpiece. Let’s try to ask your heart, what is the exactly you really want to be? What is your real dream? Have we walked in the right path? Walk means moves, and waiting is not the answer. We live only once, we have only one life on the earth. So make sure, don’t stop trying to be what we want to be. Also with 20 age, it happens once in life. Don’t waste the time. Begitupun saya, saya akan mecoba sebaik baiknya. Memberikan yang terbaik yang saya bisa, saat orang bertanya dimana saya bekerja nanti? Saya akan selalu berusha menjawab nya dengan bangga, “saya mencoba untuk berbisnis dan menulis”. Karena saya yakin mayoritas dari orang yang bertanya tidak memiliki kewajiban dalam membiayai hidup saya. Sedangkan untuk orang tua saya, saya akan selalu memberikan pengertian yang terbaik untuk mereka. Walaupun saya tahu orang tua saya tidak akan memberhentikan supply uang mingguan saya mesikupun telah selesai kuliah. Namun saya akan berusha untuk mencari jalan keluar agar saya bisa menyuplai kebutuhan ekomoni saya sendiri. Secepatnya. Saya membutuhkan waktu untuk melakukan semua yang saya cintai dan mewujudkan mimpi saya. Untuk mewujudkanya, saya membutuhkan uang untuk menyokong hidup saya sendiri. Jadi, apapun yang terjadi nanti, itu adalah bukti bahwa saya sedang berada dalam proses menuju kesuksesan. Termasuk bila saya harus bekerja dulu untuk mencari uang. Saya akan mencari pekerjaan yang sesuai dan akan mendukung impian saya. It will be obtain to me as well, try my best to be writer and businessman. Give the best in me, and when people ask me, “Where do I work?” I will try to answer with proud, “I am trying to make my own business and try to be a writer. Because, I believe that the majority people who will ask me is people who don’t have any responsibility of funding my life. Whereas for my parents, I will always give the best reason to make they understand. To fund myself, I will try to get part time job that will give me money for living by my own financial. I need time to do all things that I love and actualized my dream as much as I can. To make it happen, I need money as well to help me reach my dream. So, everything will happen next, it will prove I am in process. I have to work to fulfill my personal needed. I am trying to find job that support me to achieve my dream. Terakhir, saya hanya ingin mengatakan bahwa kita hanya akan menjadi orang yang terpilih untuk sukses saat kiita berusaha untuk mebuat pilihan itu. Pilihan ada ditangan kita. Lakukan dengan manis, lakukan dengan sesempurna yang bisa kita lakukan. Dan menunggu bukanlah jawaban untuk itu. Last but not least, I just want to say that we will be the chosen one as success people if we are trying to make the option. It is in our hands, it is in our grip. Do it with softly, do it as perfect as we can. And waiting is never being the answer. Jadi, berkaya dan berjuanglah. Ini hidup kita, dan banyak kehidupan orang lain yang menanti kita untuk sukses. So let’s create, let’s fight. This is our life, and there are other lives from people that we love waiting for our success. Mari bergerak, Sekarang…! Let’s move, NOW…!!! “We can be what we want to be” -Robert the equalizer-
0 Comments
Leave a Reply. |
Author
I am Indonesian. My name is Diogi. So interest with business and entrepreneurship. I am creating Social Business to find the best method to teach entrepreneurship and help people to meet their potential for facing future. Like traveling and writing. Archives
July 2021
Categories |